BIAYA, TARIF ANGKUTAN, DAN
PEMBENTUKAN HARGA
A. Konsep Biaya Transportasi
Biaya merupakan factor yang sangat
menentukan dalam kegitan transportasi dalam penetapan tarif, dan alat kontrol
agar dalam pengoperasian mencapai tingkat yang seefisien dan seefektif
meungkin. Beberapa biaya yang termasuk dalam biaya transportasi melilputi :
1. Biaya modal (Capital Costs).
1. Biaya modal (Capital Costs).
Yaitu biaya yang digunakan untuk
modal awal menjalankan usaha trasnportasi atau untuk investasi serta pembelian
peralatan lainya yang digunakan untuk memperlancar kegiatan transportasi.
1. Biaya Operasional (Operational
Costs).
Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk
mengelola transportasi, yang meliputi :
a. Biaya pemeliharaan jalan raya, bantalan kereta api, alur pelayaran, pelabuhan, dermaga, penahan gelombang, dam, menara, rambu dan jalan, jalan lain sebagainya.
b. Biaya Pemeliharaan kendaraan, bus, truk, lokomotif, gerbong, pesawat udara, kapal laut dan sebagainya.
a. Biaya pemeliharaan jalan raya, bantalan kereta api, alur pelayaran, pelabuhan, dermaga, penahan gelombang, dam, menara, rambu dan jalan, jalan lain sebagainya.
b. Biaya Pemeliharaan kendaraan, bus, truk, lokomotif, gerbong, pesawat udara, kapal laut dan sebagainya.
c. Biaya transportasi untuk bahan
bakar, oli, tenaga penggerak, gaji crew/awak, dan lain sebagainya.
d. Biaya-biaya traffic terdiri dari
biaya advertensi, promosi, penerbitan buku tarif, administrasi dan sebagainya.
e. Biaya umum yang meliputi biaya
humas, biaya akuntan dan lain sebagainya.
3. Biaya Tetap (Fixed Cost) dan biaya Variabel (Variabel Cost)
3. Biaya Tetap (Fixed Cost) dan biaya Variabel (Variabel Cost)
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan
tetap setiap bulannya, sedangkan untuk biaya variabel adalah biaya yang
besarnya berubah tergantung pada pengoperasian alat – alat pengangkutan.
2. Biaya Kendaraan (Automobile Cost)
Yaitu jumlah biaya yang dikeluarkan
untuk mengadakan bahan bakar, oli, dan suku cadang serta biaya reparasi moda
transportasi.
3. Biaya Gabungan (Joint Cost)
Yaitu biaya yang digunakan untuk
mengoperasikan alat-alat transportasi yang terdiri dari biaya angkutan barang
dan biaya penumpang.
4. Biaya Langsung (Direct Cost) dan biaya
tidak langsung (Indirect Cost)
Biaya langsung adalah biaya yang
diperhitungkan dalam produksi jasa-jasa angkutan, misalnya untuk gaji awak
pesawat, biaya pendaratan, dan biaya bahan bakar. Sedangkan untuk biaya tidak
langsung adalah biaya yang dikelurkan dalam penerbangan yang terdiri dari biaya
harga, peralatan reparasi, worshop, akauntansi dan niaya kantor/umum.
5. Biaya unit (Unit Cost) dan biaya
Rata-Rata (Average Cost)
Biaya unit adalah biaya yang jumlah
total dibagi dengan unit jasa produk yang dihasilkan. Sedangkan untuk biaya
rata-rata adalah biaya toal yang dibagi dengan jumlah produk/jasa yang
dihasilkan.
6. Biaya Pelayanan (Cost of Service)
Adalah biaya yang digunakan untuk
penentuan tarif.
7. Biaya Transportasi
Adalah faktor yang menentukan dalam
transportasi untuk penetapan tarif dan alat kontrol agar dalam pengoperasian
dapat dicapai secara efektif dan efisien
B. Struktur Biaya
Struktur biaya suatu perusahaan jasa
angkutan tergantung dari kapasitas angkutan dan kecepatan alat angkutan yang
digunakan, serta penyesuian terhadap besar arus angkutan yang berlaku,termasuk
manajemen perusahaan untuk mengatur jalannya penggunaan kapasitas angkutan.
Jumlah biaya jasa angkutan tergantung dari :
1. Jarak dalam ton-kilometer
2. Tingkat penggunaan kapasitas
angkutan dalam ukuran waktu
3. Sifat khusus dari muata.
C. Penetapan Harga
Penetapan harga membawa akibat yang
menentukan pembentukan harga akibat yang menentukan pembentukan harga dari segi
produsen,maupun konsumen. Ada dua tahap dalam penentapan harga, yaitu :
pertama, menyangkut waktu produksi dan konsumsi jasa-jasa angkutan. Kedua,
menyangkut tempat atau lokasi dimana alat-alat produksi angkutan berhenti dan
muatan membutuhkan jasa-jasa angkutan.
D.Menghitung Harga Jasa Angkutan
Harga jasa angkutan (H) ditentukan
oleh faktor :
1. Berat muatan yang hendak diangkut
(B)
2. Jarak,berapa jauh muatan hendak
diangkut (J)
3. Kecepatan muatan diangkut (K)
4. Jenis muatan (M)
Rumus yang digunakan adalah :
Dari rumus tersebut maka dapat
disusun tabel berikut :
Tabel 5.1
Penentuan Harga Berdasarkan Moda
Transportasi H= f (B.J.K.M)
Sehingga dalam menentukan harga-harga jasa angkutan, dikenal titik maksimum dan minimum.
Sehingga dalam menentukan harga-harga jasa angkutan, dikenal titik maksimum dan minimum.
1. Menyangkut maksimum dan minimum
dari harga jasa-jasa angkutan dengan memperhitungkan ongkos pulang pergi untuk
satu trip dan ongkos satu kali jalan untuk satu trip transportasi.
2. Seperti terlihat dalam tabel,
dimana maksimum untuk ongkos angkutan pesawat terbang dan minimum untuk ongkos
angkutan laut
Dari data (1) dan (2) terlihat bahwa harga jasa angkutan dalam satu jenis alat angkutan dan harga jasa angkutan pada perbandingan beberapa jenis alat angkutan dapat ditentukan sebagai berikut :
Dari data (1) dan (2) terlihat bahwa harga jasa angkutan dalam satu jenis alat angkutan dan harga jasa angkutan pada perbandingan beberapa jenis alat angkutan dapat ditentukan sebagai berikut :
a. Harga Jasa Angkutan Per Ton-Km
Perjam
Untuk menghitung secara kuantitatif
harga-harga jasa angkutan,dibutuhkan suatu ukuran dengan istilah perton
kilometer per jam rata-rata.
Contoh : Kapasitas angkutan truk sebesar 10 ton sekali jalan yang mengangkut muatan sejauh 400 km dalam waktu 10 jam seharga Rp.400.000. Maka akan diperoleh rincian sebagai berikut :
Contoh : Kapasitas angkutan truk sebesar 10 ton sekali jalan yang mengangkut muatan sejauh 400 km dalam waktu 10 jam seharga Rp.400.000. Maka akan diperoleh rincian sebagai berikut :
Harga jasa angkutan perton kilometer
perjam adalah:
perton kilometer perjam untuk satu
arah
Dan perhitungan tersebut dapat
dilihat bahwa harga jasa angkutan perton kilometer perjam dapat
diubah-ubah,tergantung dari jumlah yang diangkut,jarak dari jumlah yang
diangkut,jarak yang ditempuh dan waktu yang dibutuhkan untuk mengangkut muatan
tesebut.
b. Variasi Harga (perton kilometer
perjam)
Untuk varian harga berdasarkan
perton kilometer perjam secara lebih jelas dapat dilihat
pada tabel 5.2 di bawah ini.
Tabel 5.2
Varian Harga
Dalam tabel memperhitungkan kondisi
pulang pergi, atau dikatakan bahwa trip kembali kepangkalan selalu kosong. Di
dalam transportasi kembali kepangkalan tanpa muatan merupakan kapasitas
angkutan yang tidak terjual yang merupakan kerugian sehingga dikatakan
merupakan tarif maksimum.
E. Kategori Tarif Angkutan
Tarif Angkutan adalah suatu daftar
yang memuat harga-harga untuk para pemakai jasa angkutan yang disusun secara
teratur. Tarif angkutan dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Tarif menurut kelas (class
rate),berlaku khusus untuk muatan dan penumpang.
2. Tarif pengecualian, merupakan
tarif yang lebih rendah dari class rate.
3. Tarif perjanjian/kontrak, berlaku
untuk anglutan jalan raya dan angkutan laut, dan juga berlaku untuk moda
angkutan lainnya (angkutan udara untuk pipa).
Sedangkan untuk jenis-jenis tarif angkutan dapat dijelaskan sebagai beriktu :
Sedangkan untuk jenis-jenis tarif angkutan dapat dijelaskan sebagai beriktu :
1. Tarif menurut trayek
Ini berdasarkan atas pemanfaatan
operasional dari moda transportasi yang diopersikan dengan memperhitungkan
jarak yang dijalani oleh moda transport tersebut (km/miles).
1. Tarif Lokal
Adalah tarif yang berlaku dalam satu
daerah tertentu, misalnya Bus Kota di Yogyakarta.
2. Tarif Diferensial
Adalah tarif angkutan dimana
terdapat perbedaan tinmggi tarif menurut jarak,berat muatn,kecepatan atau sifat
khusus dari muatan yang diangkut.
3. Tarif Peti Kemas (container)
Adalah tarif yang diberlakukan untuk
membawa kotak atau boks di atas truk berdasar ukuran yang diangkut dari asal
pengirimanke tempat tujuan barang.
F. Lanjutan-Biaya Dan Tarif Angkutan
1. Tarif Angkutan Reguler (Reguler
Service)
Untuk menghindari keraguan tentang
pasaran jasa transportasi sebagai akibat varisai biaya dan harga jasa-jasa yang
dipengaruhi oleh perhitungan pulang-pergi dalam menentukan harga pada konsumen
adalah melayani satu atau beberapa jarak angkutan secara teratur.
Cara penentuan tarif angkutan pada
konsumen adalah biaya per ton km per jam ditambah denganm profit marjin sesuai
dengan keadaan pasar jasa-jasa angkutan yang tersedia. Untuk menghindari
kerugian akibat trayek yang tidak menguntungkan, yaitu dengan cara produsen
jasa angkutan harus menaikan harga per ton km per jam bagi keseluruhan jarak
diharapkan. Berhasil tidaknya usaha menaikan harga jasa angkutan per ton km per
jam ini tergantung dari elastisitas permintaan akan jasa-jasa angkutan yang
dihadapi dan kemungkinan adanya substitusi alat angkutan lain yang menjadi
saingan. Intinya bahwa dasar untuk menaikan tarif jasa angkutan yang dibutuhkan
itu tidak ada.
Tarif jasa angkutan reguler dibedakan menurut jumlah muatan jarak yang ditempuh dan jenis muatan. Dalam menentukan tarif angkutan, waktu yang dibutuhkan untuk menempuh trayek yang bersangkutan memainkan peranan yang menentukan.
Contoh:
Perhitungan biaya per ton km per jam untuk satu unit alat angkut truk satu tahun :
Tarif jasa angkutan reguler dibedakan menurut jumlah muatan jarak yang ditempuh dan jenis muatan. Dalam menentukan tarif angkutan, waktu yang dibutuhkan untuk menempuh trayek yang bersangkutan memainkan peranan yang menentukan.
Contoh:
Perhitungan biaya per ton km per jam untuk satu unit alat angkut truk satu tahun :
Biaya-biaya
biaya overhead per tahun = Rp
25.000.000,-
biaya operasional = Rp 50.000.000,-
(personil, bahan bakar, maintenance,
dsb)
biaya total pertahun = Rp
75.000.000,-
Kapasitas angkutan terjual
Jarak yang ditempuh per tahun =
126.000 km
Tonnage muatan pertahun = 3.000 ton
Waktu perjalanan per tahun = 3.000
jam
Jumlah hari kerja per tahun = 300
hari
Perhitungan biaya per ton km per jam
:
• Waktu perjalanan rata-rata per
hari
• Muatan rata-rata per hari
• Muatan rata-rata satu jalan
• Jarak ditempuh per hari
• Biaya per ton km per jam dalam
satu tahun = Biaya total untuk mengangkut 5 ton setiap trip (pulang-pergi 2x 5
ton) sejauh 210 km jurusan pergi, dan 5 ton sejauh 210 km setiap trip kembali
dalam waktu 10 jam selama 300 hari kerja. Dengan perhitungan tersebut, untuk
jarak 500 km satu arah (1.000 km untuk jarak pulang pergi) maka jumlah biaya = Biaya
per ton km per jam menjadi :
Kesimpulan
Supaya terdapat keuntungan, maka harga atau tarif angkutan harus lebih besar dari 5,00 per ton km per jam.
Supaya terdapat keuntungan, maka harga atau tarif angkutan harus lebih besar dari 5,00 per ton km per jam.
Satu hal yang perlu diperhatikan
adalah pengaruh dari perbedaan kecepatan arus angkut terhadap perhitungan biaya
dan penentuan tarif jasa per ton km per jam.
Rumus : Biaya makin meningkat,berarti mengurangi keuntungan sebaliknya makin lambat arus angkutan,makin besar biaya per ton km per jam. Pertambahan kecepatan arus angkutan baru menjadi efektif kalau disubtitusi menjadi pertambahan jarak yang dijalani dalam waktu yang sama. Kesimpulannya adalah batas-batas teknis, perkembangan biaya tertentu adalah menguntungkan untuk melayani trayek yang dimiliki dalam waktu yang lebih cepat.
Rumus : Biaya makin meningkat,berarti mengurangi keuntungan sebaliknya makin lambat arus angkutan,makin besar biaya per ton km per jam. Pertambahan kecepatan arus angkutan baru menjadi efektif kalau disubtitusi menjadi pertambahan jarak yang dijalani dalam waktu yang sama. Kesimpulannya adalah batas-batas teknis, perkembangan biaya tertentu adalah menguntungkan untuk melayani trayek yang dimiliki dalam waktu yang lebih cepat.
1. Tarif Angkutan Non Reguler (Non
Reguler Service)
Dalam perhitungan dan tarif jasa
angkutan reguler, pada posisi monopoli merupakan pedoman bagi pengusaha
angkutan. Tarif jasa non reguler didasarkan pada penghitungan biaya kapasitas
angkutan tertentu, perhitungan ini tidak ada jadwal untuk memproduksi jasa-jasa
angkutan yang dibutuhkan oleh konsumen, sebagai konsekuensi pengusaha
tidak memiliki posisi monopoli.
Angkutan jasa non oreguler dapat
dijual dengan borongan menurut kapasitas yang tersedia atau alat angkutan yang
disewakan untuk waktu tertentu. Tarif angkutan yang berlaku tetap,tidak
ada.sewaktu-waktu naik turun dipengaruhi oleh keadaan. Sehingga pedoman
menentukan tarif jasa angkutan berdasarkan pada kalkulasi biaya dan hasil
pendapatan yang diperoleh.
Biaya
Muatan x Jarak
G. Tarif Angkutan
Harga jasa angkutan ditentukan oleh
sistem pentarifan melalui sewa. Dengan sistem tarif, maka harga berlaku umum
dan tidak ada ketentuan lain yang mengikat kecuali yang sudah diatur dalam buku
tarif. Untuk angkutan barang berlaku tarif barang dan untuk angkutan orang
berlaku tarif penumpang. Tingkat dan jenis tarif barang dan tarif penumpang berbeda
untuk tiap jenis alat angkutan Tingkat tarif angkutan dipengaruhi oleh
perubahan biaya operasi alat angkutan,permintaan dan penawaran di pasara jasa
angkutan.
Harga sewa (charter) merupakan hasil
negosiasi antara pemakai dan penyedia jasa angkutan, walaupun harga tersebut
dipengaruhi oleh tingkat tarif yang berlaku. Perjanjian sewa dapat mengikuti :
1. Waktu pemakaian alat angkutan
(time charter).
2. Perjalanan yang dilakukan (voyage
charter).
Time charter lebih luas dari pada
voyage charter, karena di dalam time charter tercakup voyage charter. Harga
voyage Charter adalah berlaku untuk jangka pendek, dan time charter merupakan
charter untuk jangka waktu lebih lama harga time charter menggambarkan arah
perkembangan harga voyage charter di masa depan.
Jika permintaan jasa angkutan lebih
besar dari kapasitas angkutan, pemakian jasa mengarah kepada time charter,
sebaliknya jika kapasitas angkutan lebih besar dari permintaan kecendrugan
mengarah kepada voyage charter. Ini berarti keadaan ekonomi yang membaik time
charter lebih banyak dipilih. Sebaliknya keadaan ekonomi yang menurun, voyage charter
lebih banyak digunakan.
Dalam perjanjian diatur hrga jasa
dan hak serta tanggung jawab perusahaan angkutan dan pemakai jasa angkutan.
Harga jasa angkutan melalui lebih mudah ditetapkan karena sifat berlakunya yang
terbatas. Sebaliknya penentuan harga jasa angkutan dengan sistem tarif lebih
sulit, karena tarif berlaku untuk ribuan jenis barang, ke berbagai pengiriman
dan melibatkan banyak perusahaan angkutan di mana jenis dan keadaannya
berbeda-beda. Tarif ditetapkan berdasarkan biaya operasi satuan (unit cost)
dari jasa angkutan. Untuk mengetahui operasi satuan ini banyak jenis biaya yang
terjadi dalam menghasilkan jasa angkutan tersebut.
Sebagai dari biaya-biaya ini
merupakan biaya umum yang sukar dialokasikan pada setiap jasa angkutan yang
dihasilkan. Misalnya sukar dihitung biaya pemeliharaan per km atau per
penumpang km dari rel yang dipakai oleh kereta api yang mengangkut barang dan
kereta api yang mengangkut penumpang. Ini disebabkan biaya perawatan rel untuk
kereta api yang mengangkut penumpang hampir tidak dapat dipisahkan dari biaya
perawatan rel untuk melayani kereta api yang mengangkut barang.
H. Biaya Operasi Perusahaan
Pertanyaan yang muncul : Perusahaan
mana yang dapat dipakai sebagai dasar perhitungan, karena banyak perusahaan
yang beroperasi dalam kondisi yang berbeda-beda.
1. Biaya operasi perusahaan besar
dengan jumlah armada yang besar berbeda dengan biaya operasi perusahaan yang
memiliki armada angkutan yang sedikit.
2. Perusahaan dimana armada angkutannya beroperasi di daerah pegunungan dan perusahaan yang armadanya melayani angkutan di daerah rata akan memperlihatkan biaya operasi yang berbeda.
2. Perusahaan dimana armada angkutannya beroperasi di daerah pegunungan dan perusahaan yang armadanya melayani angkutan di daerah rata akan memperlihatkan biaya operasi yang berbeda.
3. Bila biaya operasi perusahaan
yang berkapasitas besar dan keadaan efisian dipakai sebagai dasar perhitungan,
maka tingkat tarif akan mendekati batas terendah.
4. Jika penentuan tarif didasarkan pada biaya opersi perusahaan kecil yang kurang efisien, maka tingkat tarif akan lebih tinggi.
4. Jika penentuan tarif didasarkan pada biaya opersi perusahaan kecil yang kurang efisien, maka tingkat tarif akan lebih tinggi.
Jadi :
Tarif sebaiknya didasarkan pada
biaya operasi perusahaan angkutan yang mempunyai kapasitas menengah dan
beroperasi dalam keadaan wajar.
I.
Kebijakan
Penentuan Tarif
Kebijakan
pnentuan tarif angkutan didasrakan pada biaya operasi, nilai jasa angkutan, dan
volume angkutan. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :
1. Perhitungan Berdasarkan Biaya
Operasi
Penetapan
tarif adalah menghitung biaya operasi satuan yang dinyatakan per ton km untuk
angkutan barang,dan per penumpang km untuk angkutan penumpang. Untuk memudahkan
perhitungan biaya operasi satuan dibuat pengelompokan biaya yang sesuai dengan
sifatnya yang meliputi biaya tetap, biaya variabel, biaya umum dan biaya
khusus.
a.
Biaya tetap : biaya penyusutan kendaraan, bangunan terminal, dan modal tetap
lainnya.
b.
Biaya Variabel : bahan bakar, tenaga kerja, asuransi, peralatan dan biaya
lain-lain yang berkaitan dengan biaya operasi.
c. Biaya umum : biaya yang tidak dapat dialokasikan ke tiap jasa angkutan, yang terjadi karena panggunaan fasilitas yang sama.
d. Biaya khusus : terjadi karena diberikan pelayanan khusus atas barang-barang dalam pengiriman.
c. Biaya umum : biaya yang tidak dapat dialokasikan ke tiap jasa angkutan, yang terjadi karena panggunaan fasilitas yang sama.
d. Biaya khusus : terjadi karena diberikan pelayanan khusus atas barang-barang dalam pengiriman.
Ada
dua prinsip yang digunakan dalam penentuan tarif berdasarkan biaya operasi,
yaitu :
a.
Prinsip
Biaya Marginal (Marginal Cost Principle)
Tarif akan memberikan keuntungan maksimum jika : MC = MR, yaitu suatu kondisi dimana Biaya Marginal (MC = Marginal Cost) = Penerimaan Marginal (MR = Marginal Revenue).
MC dan MR adalah biaya dan penerimaan dari satu jasa tambahan yang dihasilkan (marginal Output). Ada tiga kemungkinan dalam penggunaan kapasitas paerusahaan :
Tarif akan memberikan keuntungan maksimum jika : MC = MR, yaitu suatu kondisi dimana Biaya Marginal (MC = Marginal Cost) = Penerimaan Marginal (MR = Marginal Revenue).
MC dan MR adalah biaya dan penerimaan dari satu jasa tambahan yang dihasilkan (marginal Output). Ada tiga kemungkinan dalam penggunaan kapasitas paerusahaan :
• AC > MC, Artinya belum semua biaya tetap dibebankan
pada jasa angkutan yang dihasilkan (under utilized).
• MC > AC, Artinya menunjukan in-efisien dalam penggunaan kapasitas yang ada (over utilized).
• AC = MC,Artinya bahwa kapasitas terpakai penuh (well utilized).
• MC > AC, Artinya menunjukan in-efisien dalam penggunaan kapasitas yang ada (over utilized).
• AC = MC,Artinya bahwa kapasitas terpakai penuh (well utilized).
Gambar 5.1
Grafik Prinsip Marginal Cost
Keterangan :
• Garis Cv,Cf,Cm, dan Ca adalah garis biaya variabel,biaya
tetap,biaya marginal,dan biaya rata-rata.
• Titik X1,keadaan under utiliazed
• Titik X1,keadaan under utiliazed
• Titik X,keadaan well utilized
• Titik X3,keadaan over utilized
• Jika biaya marginal jangka pendek (short run marginal
cost) dipakai sebagai dasra penetapan tarif,hasil perhitungan biaya menjadi
kurang wajar,sebab sukar dicapai tingkat pemakaian penuh.
• OKI penetapan tarif berdasarkan prinsip biaya marginal menggunakan long run marginal cost,untuk menghindarkan terjadinya keadaan under dan over utilized.
Jasa angkutan
• OKI penetapan tarif berdasarkan prinsip biaya marginal menggunakan long run marginal cost,untuk menghindarkan terjadinya keadaan under dan over utilized.
Jasa angkutan
X2
X3
Ca
Cf
Cm
Biaya menunjukkan under/well/over utilized
BiayaTotal = Cv +Cf
Ca
Cf
Cm
Biaya menunjukkan under/well/over utilized
BiayaTotal = Cv +Cf
Biaya
b. Prinsip Biaya Rata-rata (Average Cost Principle) Biaya
Rata-Rata satuan = Σ Jasa angkutan dihasilkan : Σ biaya operasi
Tarif = Biaya rata-rata satuan + keuntungan perusahaan
Tarif = Biaya rata-rata satuan + keuntungan perusahaan
2.Tarif berdasarkan Nilai Jasa Angkutan
Tinggi rendahnya tarif ditentukan oleh nilai yang diberikan pemakai jasa. Jika pemakai jasa angkutan memberi nilai yang tinggi atas jasa angkutan maka tingkat tarif akan tinggi, sebaliknya tarif ditetapkan lebih rendah jika jasa angkutan tersebut dinilai rendah oleh pemakai jasa. Tinggi rendahnya nilai itu diketahui dari elasitas pemintaan yang berbeda.
Tinggi rendahnya tarif ditentukan oleh nilai yang diberikan pemakai jasa. Jika pemakai jasa angkutan memberi nilai yang tinggi atas jasa angkutan maka tingkat tarif akan tinggi, sebaliknya tarif ditetapkan lebih rendah jika jasa angkutan tersebut dinilai rendah oleh pemakai jasa. Tinggi rendahnya nilai itu diketahui dari elasitas pemintaan yang berbeda.
3. Tarif ditentukan Berdasarkan Volume Angkutan
a. Tarif yang ditetapkan berdasarkan nilai jasa angkutan
akan menghasilkan tingkat tarif maksimum.
b. Tarif yang ditetapkan berdasarkan biaya operasi akan
menghasilkan tingkat tarif minimum.
c. Tingkat tarif yang berbeda antara batas maksimum dan
minimum adalah tarif yang ditetapkan berdasarkan volume angkutan (what the
traffic will hear). Pembentukan tarif berdasarkan what the traffic will hear
adalah pengenaan tarif atas barang atau kelompok barang tertentu yang dapat
memberikan penerimaan tertinggi untuk menutup biaya tetap perusahaan.
Dalam penetapan tarif harus diperhatikan besarnya volume
angkutan,sebab ini mempengaruhi besarnya penerimaan perusahaan.
Gambar 5.2
Tarir Berdasarkan “What the Traffic Will Bear” .
Keterangan :
DD : permintaan jasa angkutan
CC : biaya variable
Pada tingkat tarif OR,jumlah penerimaan sebesar ORPQ,biaya
variabel OCQA,sisa penerimaan untuk menutup biaya tetap sebesar CRPA. Jika
tarif ditetapkan OR,kontribusi penerimaan untuk menutup biaya tetap,setelah
biaya variabel (COQA), yaitu sebesar CRPA.
D
Volume Angkutan
C
D
C
C
O
Q
Q’
Q’’
A
A’
A’’
P’’
P’
P
Tarif
R’
R’’
R
Q
Q’
Q’’
A
A’
A’’
P’’
P’
P
Tarif
R’
R’’
R
J. Tarif yang wajar
Perusahaan angkutan menghendaki tarif yang tinggi. Pemakai jasa
angkutan mengiginkan tarif yang rendah. Kedua kepentingan ini menentukan
batas-batas kewajaran tingkat tariff. Batas biaya tarif maksimum ditentukan
oleh kemampuan pemakai jasa untuk membayar .
Batas tarif minimum ditentukan oleh kemampuan pamakai jasa
untuk membayar. Batas tarif minimum akan mengikuti tingkat biaya operasi
minimum (long run marginal cost) perusahaan angkutan
Batas-batas tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Batas-batas tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Tarif
Volume Angkutan
Keterangan :
Permintaan (DD) menjadi sangat elastis pada tarif OT1,
sehingga merupakan batas tarif maksimum. Batas tarif terendah OT, dan Batas
kewajaran tingkat tarif terletak antara OT1-OT.
T1
D
T2
O
D
LRMC
T1
D
T2
O
D
LRMC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar